Rumah adat merupakan salah satu aset kebudayaan bangsa
ini. Setiap daerah memiliki rumah adat dengan ciri khas dan keunikan
masing-masing. Namun, sayang semakin hari semakin banyak masyarakat daerah yang
meninggalkan rumah adat dan beralih pada rumah biasa. Hanya sebagian daerah,
orang, atau suku yang masih bertahan di rumah adat.
Salah satu rumah adat yang menarik ialah rumah adat Batak
Karo. Rumah adat ini dikenal juga sebagai rumah adat Siwaluh Jabu. Siwaluh Jabu
memiliki pengertian sebuah rumah yang didiami delapan keluarga. Masing-masing
keluarga memiliki peran tersendiri di dalam rumah tersebut.
1. Rumah Adat
a) Kabupaten ASAHAN
b)
Kabupaten Batu Bara
c)
Kabupaten Deli sedang
d) Kabupaten Karo
Rumah adat Karo ini berbeda dengan rumah adat suku
lainnya dan kekhasan itulah yang mencirikan rumah adat Karo. Bentuknya sangat
megah diberi tanduk. Proses pendirian sampai kehidupan dalam rumah adat itu
diatur oleh adat Karo, dan karena itulah disebut rumah adat.
Penempatan keluarga-keluarga dalam rumah adat Batak Karo ditentukan oleh adat Karo. Secara garis besar rumah adat ini terdiri atas jabu jahe (hilir) dan jabu julu (hulu). Jabu jahe juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu jabu ujung kayu dan jabu rumah sendipar ujung kayu.
e) Kabupaten Langkat
f) Kabupaten Simalungun
Rumah adatnya berbentuk
panggung dengan lantai yang sebagian disangga balok-balok besar berjajar secar
horizontal bersilangan. Balok-balok ini menumpu pada pondasi umpak. Dinding
rumah agak miring dan memilliki sedikit bukaan/jendela. Atapnya memilliki
kemiringan yang curam dengan bentuk perisai pada sebagian besar sisi bawah,
sedang sisi atas berbentuk pelana dengan gevel yang miring menghadap ke bawah.
Pada ujung atas gevel biasanya dihiasi dengan kepala kerbau. Tanduknya dari
kerbau asli dan kepalanya dari injuk yang dibentuk.Bagian-bagian konstruksi
rumah diukir, dicat serta digambar dengan warna merah, putih dan hitam. Selain
sarat dengan nilai filosofis, ornamentasi rumah memiliki keunggulan dekoratif
dalam memadukan unsur alam dan manusia dengan unsur geometris. Menyampaikan
sebuah ungkapan pertemuan masyarakat dapat dimunculkan dengan bentuk geometri
segi empat yang ditengahnya diberi lingkaran lalu diberi corak ragam hias
manusia beruang berkeliling lingkaran. Menyampaikan sebuah ungkapan hubungan
dua manusia ditampilkan dengan bentuk geometri kotak melambangkan dekorasi
badan manusia di mana bagian atas dan bawahnya diberi kepala dalam posisi
berlawanan arah. Corak ragam ornamen ini selalu berulang, melalui proses
tradisi turun temurun, berkembang dan berpadu saling melengkapi dengan bentuk
dekorasi lain.
Masyarakat Batak
Simalungun mempercayai adanya kekuatan roh halus, membedakannya dari yang baik
dan jahat. Untuk menolak yang jahat agar tidak mengganggu penghuni rumah juga
diwujudkan dengan ornamentasi konstruksi rumah dengan bentuk tertentu. Hiasan
penolak roh jahat ini dapat berupa kepala manusia dan bentuk-bentuk yang
runcing. Hiasan lain yang khas adalah pengecatan pada penampang balok-balok
horizontal di kolong rumah. Balok-balok berbentuk silinder ini hanya berposisi
2 modul struktur pada bagian depan rumah. Di bagian belakangnya digantikan
tiang-tiang yang berposisi vertikal.
Denah rumah memanjang ke belakang dengan tiga modul
struktur di bagian depan dan 5 sampai 7 modul ke belakang. Dua pintu terletak
di bagian depan dan belakang. Untuk mencapai rumah digunakan anak tangga yang
berjumlah ganjil. Satu modul struktur bagian depan tidak berdinding dan
digunakan sebagai beranda/teras. Bagian tengah modul ini juga dihilangkan dan
digantikan dengan tangga utama menuju rumah. Dengan demikian terbentuk teras
yang berjumlah dua dan berada di kiri-kanan tangga utama. Karena teras berada
satu level dengan lantai rumah panggung maka posisinya di atas. Untuk
mengamankan dibuat pagar mengelilingi teras.
g) Kabuapaten Nias
h) Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Pakaian Adat
a) Kabupaten Asahan
b) Kabupaten Batu Bara
c) Kabupaten Humbang Hasundutan
d) Kabupaten Karo
e) Kabupaten Labuhan Batu
f) Kabupaten Nias
g)Kabupaten Padang Lawas
h) Kabupaten phapak bharat
i) Kabupaten Samosir
i) Kabupaten simalungun
3.Upacara adat
a)
Kabupaten Asahan - Upacara nyewu dina
Upacara ini untuk memohon
pengampunan Tuhan. Perlengkapan upacara untuk golongan bangsawan: takir pentang
yang berisi lauk, nasi asahan, ketan kolak, apem, bunga telon ditempatkan di
toples + diberi air, memotong kambing, dara/merpati, bebek/itik, dan pelepasan
burung merpati. - Golongan rakyat biasa: nasi ambengan, nasi gurih, ketan
kolak, apem, ingkung ayam, nasi golong dan bunga yang dimasukan dalam lodong
serta kemenyan.
Upacara ini dilaksanakan setelah maghrib dan diikuti oleh
keluarga, ulama, tetangga dan orang" terdekat.
b) Kabupaten Karo
UPACARA ADAT PEMBUKAAN HARI RAYA KARO "
Upacara adat Karo dipimpin beberapa orang yang dijuluki
Ratu yang ditunjuk oleh warga suku Tengger. Ratu tidak selalu berkonotasi
perempuan sehingga bisa saja seorang laki-laki.
Rangkaian upacara dimulai dengan cerita pertemuan dua
orang Ratu di sebuah tempat. Pertemuan tersebut melambangkan bersatunya roh
leluhur laki-laki dan perempuan sebagai cikal bakal manusia.
Pertemuan tersebut juga menandai dimulainya upacara yang
dibuka dengan pembacaan mantra oleh kedua Ratu. Setelah pembacaan mantra,
kemudian Jimat Kelontongan dimandikan diiringi dengan tari Sodor, sebagai
bagian terpenting dari rangkaian upacara Karo.
c) Kabupaten Nias
Lompat Batu Nias adalah salah satu warisan budaya leluhur
kita"yang turun-temurun hingga kita masyarakat nias saat ini,di mana pada
jaman leluhur kita berperang melawan suku yang satu dengan suku yang lain,namun
untuk memasuki area musuh tidak selalu mudah apalagi untuk mengalahkanya,karena
di beberapa wilayah musuh,memiliki kubu prtahanan yang sangat kuat di antara
beberapa titik yaitu bambu runcing yang merupakan
benteng pertahanan,namun ketangkasan para leluhur kita
melatih diri melalui lompat batu dengan penuh semangat dan percayadiri
sehingga kubu pertahanan musuh dapat di lalui dengan
lompatan yang sangat tinggi,akhirnya benteng pertahanan musuh menjadi rubuh dan
setelah itu musuh di kalahkan...
No comments:
Post a Comment