Tatacara
Pelaksanaan Upacara Siwaratri
- Pengertian.
Siwaratri adalah hari suci untuk melaksanakan pemujaan ke hadapan Hyang
Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa dalam perwujudannya sebagai Sang Hyang
Siwa. Hari Siwaratri mempunyai makna khusus bagi umat manusia, karena
pada hari tersebut Sang Hyang Siwa beryoga. Sehubungan dengan itu umat
Hindu melaksanakan kegiatan yang mengarah pada usaha penyucian diri,
pembuatan pikiran ke hadapan Sang Hyang Siwa, dalam usaha menimbulkan kesadaran
diri (atutur ikang atma ri jatinya). Hal itu diwujudkan dengan
pelaksanaan brata berupa upawasa, monabrata dan jagra. Siwarâtri juga
disebut hari suci pajagran.
- Waktu Pelaksanaan.
Siwarâtri jatuh pada hari Catur Dasi Krsna paksa bulan Magha (panglong
ping 14 sasih Kapitu).
- Brata Siwarâtri.
Brata Siwarâtri terdiri dari:
- Utama, melaksanakan:
- Monabrata (berdiam diri dan
tidak berbicara).
- Upawasa (tidak makan dan
tidak minum).
- Jagra (berjaga, tidak
tidur).
- Madhya, melaksanakan:
- Upawasa.
- Jagra.
- Nista, hanya melaksanakan:
Jagra.
- Tata cara melaksanakan
Upacara Siwarâtri.
- Untuk Sang Sadhaka sesuai
dengan dharmaning kawikon.
- Untuk Walaka, didahului
dengan melaksanakan sucilaksana (mapaheningan) pada pagi hari panglong
ping 14 sasih Kapitu. Upacara dimulai pada hari menjelang malam dengan
urutan sebagai berikut:
- Maprayascita sebagai
pembersihan pikiran dan batin.
- Ngaturang banten pajati di
Sanggar Surya disertai persembahyangan ke hadapan Sang Hyang Surya,
mohon kesaksian- Nya.
- Sembahyang ke hadapan
leluhur yang telah sidha dewata mohon bantuan dan tuntunannya.
- Ngaturang banten pajati ke
hadapan Sang Hyang Siwa. Banten ditempatkan pada Sanggar Tutuan atau
Palinggih Padma atau dapat pula pada Piasan di Pamerajan atau Sanggah.
Kalau semuanya tidak ada, dapat pula diletakkan pada suatu tempat di
halaman terbuka yang dipandang wajar serta diikuti sembahyang yang
ditujukan kepada:
- Sang Hyang Siwa.
- Dewa Samodaya.
Setelah sembahyang dilanjutkan dengan nunas tirta pakuluh. Terakhir
adalah masegeh di bawah di hadapan Sanggar Surya. Rangkaian upacara
Siwarâtri, ditutup dengan melaksanakan dana punia.
- Sementara proses itu
berlangsung agar tetap mentaati upowasa dan jagra.
Upawasa berlangsung dan pagi hari pada panglong ping 14 sasih Kapitu
sampai dengan besok paginya (24 jam).
Setelah itu sampai malam (12 jam) sudah bisa makan nasi putih berisi
garam dan minum air putih.
Jagra yang dimulai sejak panglong ping 14 berakhir besok harinya jam
18.00 (36 jam).
- Persembahyangan seperti
tersebut dalam nomor 4 di atas, dilakukan tiga kali, yaitu pada hari
menjelang malam panglong ping 14 sasih Kapitu, pada tengah malam dan
besoknya menjelang pagi.
|
Kami diJakarta timur merayakan Hari Raya Siwa Ratri di Pura Mustika Dharma Cijantung adanya kami melaksanakan dengan mengadakan Berata Siwa Ratri dengan bersaembahyang bersama-sama di Awal pelaksanaan Berata adapun Dokumetasi kami sertakan, sebagai berikut:
No comments:
Post a Comment